Rasulullah SAW sedang bertawaf bertemu dengan seorang pemuda yang melecet bahunya. Selepas selesai bertawaf, Rasulullah SAW bertanya kepada pemuda itu: “Kenapa bahumu itu?” jawab pemuda itu: Ya Rasulullah! Saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, solat atau berehat. Selain itu, saya seringkali mendukungnya di bahu saya.
Lalu anak muda itu mengajukan soalan kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah! Apakah saya sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua (ibubapa)?”
Rasulullah SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah redha kepadamu, kamu anak soleh, anak yang berbakti. Tetapi anakku ketahuilah, kamu tidak akan mampu membalas cinta orang tuamu.”
Rasulullah SAW pernah bersabda antara maksudnya: Ada seorang datang bertanya kepada Rasulullah SAW lalu bertanya; “Ya Rasulullah, siapakah yang perlu kami utamakan selepas Allah dan Rasulnya?” lalu baginda SAW menjawab: “Ibumu”. Kemudian dia bertanya lagi: “selepas itu?” Baginda SAW menjawab: “Ibumu”. Orang itu masih lagi tidak berpuas hati, lalu dia mengulang lagi soalannya tadi: “selepas itu?” Baginda SAW terus menjawab: “Ibumu…., kemudian bapamu”….tiga kali perkataan ibu diulang-ulang, kemudian barulah perkataan ayah disebutkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
[[PESANAN SEORANG AYAH]]
Wahai anak-anakku, urat-urat ayahmu ini sudah keras, tangan ayahmu ini telah kasar, tulang-temulang ayahmu ini sudah tidak seteguh yang dulu… badan ayahmu kini tidak lagi sesasa dahulu, besar harapan ayah agar kau menjadi seorang insan yang soleh dan solehah lagi berguna kepada sekalian makhluk di duniawi dan di ukhrawi.
Wahai anak-anakkku, jika ayah telah tiada kelak, kaulah pemimpin keluarga ini, maka pimpinlah ia ke jalan keredhaan Allah SWT dan Rasul-Nya. Janganlah kau menjadi orang yang hina lagi menghinakan. Jauhilah perkara yang zalim dan menjadi zalim.
Wahai anak-anakku, mari ayah berikan perumpamaan:
“biarlah kita menjadi sepohon pokok kelapa yang menghadap di pantai. Kau diibaratkan kelapa tua itu. Apabila kelapa itu sudah cukup tua, lalu ia jatuh ke dalam laut. Lalu hanyut ke tengah samudera. Walaupun kau dilambung ombak, membelah pantai, menyusung ribut taufan yang kuat….namun jangan kau tinggalkan Tuhanmu!
Kemudian apabila kau terdampar di tepian pantai di tengah pulau asing bahkan tandus. Maka tumbuhlah kau sebagai sepohon kelapa yang subur. Lalu memberikan manfaat kepada sekalian alam. Airmu boleh diminum, daunmu boleh dipergunakan orang lain.
Wahai anakku ketahuilah, saatnya akan tiba. Kau akan bergelendangan keseorangan di muka bumi ini. Tanpa ayah, tanpa ibu. Oleh itu, jadilah insan yang terpimpin dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai pedoman. Jadilah seumpama pohon kelapa tadi, subur memberikan manfaat, tempat bernaung dan berlindung buat burung- burung, para nelayan dan makhluk lainnya. Bahkan berguna untuk seluruh dunia.
Ya ALLAH! Jadikanlah kami dikalangan orang-oranng yang soleh. Ahli ibadah kepadamu. Orang-orang sentiasa solat dan bersyukur kepadaMu.
Ya ALLAH! Taufik dan hidayahMu jualah yang kami tagihkan untuk menyuluh perjalan kehidupan kami. Terangilah hati kami dengan nurMu dan penuhi keimanan kami dengan sinar cahaya iman Muhammad SAW.
Ya ALLAH apalah kiranya kau tempatkan kami di kalangan orang-orang yang mendapat petunjukMu seperti Muhammad SAW, para Anbiya’, para Auliya’ dan solehin dan bukan ke jalan orang-orang yang derhaka kepadaMu dan Kau sesatkan sepertimana Firaun dan Hamman!
Tiada ulasan:
Catat Ulasan